Keris Setan Kober adalah karya Mpu Bayuaji di Jaman Kerajaan Padjadjaran (-/+ Tahun 1150), konon pembuatannya dilakukan ditepi hutan yang angker di wilayah Cirebon…….., waktu itu banyak bangsa Jin yang datang dan ingin berguru menjadi siswa Sang Mpu, hal ini membuat Sang Mpu menjadi jengkel karena terganggu oleh ulah para Jin yang merengek sehingga mengacaukan pikirannya, waktu pembabaran keris hampir selesai dan Sang Mpu berusaha menanamkan kekuatan spiritual, datanglah Setan Kubur yang menangis dari kuburan kepingin ikut sehingga mengganggu konsentrasinya, akibatnya setelah keris jadi meskipun kuat akan tetapi mempunyai sifat jahat dan temperamental……., dan akhirnya keris ciptaannya dinamakan Setan Kober yang mempunyai daya panas dan ambisi besar.
Akan tetapi Hadi Wijaya merasa segan untuk memerangi Arya Penangsang secara langsung karena masih merasa sesama anggota keluarga Kerajaan Demak, walaupun Arya Penangsang pernah mengirim 4 pembunuh bayaran untuk membunuh dirinya dengan Keris Brongot Setan Kober, akan tetapi keempat pembunuh bayaran itu malah dapat diringkus dan setelah mengaku siapa penyuruhnya, keempat orang itu dima’afkan dan malah diberi sejumlah uang……….., Adipati Pajang (Hadi Wijaya) kemudian mendatangi Arya Penangsang di Pesantren Kudus untuk mengembalikan Keris Setan Kober, keduanya lalu terlibat pertengkaran akan tetapi dapat didamaikan oleh Kanjeng Sunan Kudus………., Atas desakan Ki Ageng Pemanahan akhirnya Adipati Pajang menyanggupi permintaan Ratu Kalinyamat untuk menumpas Arya Penangsang (Adipati Jipang), tetapi tidak secara langsung…………….., maka diumumkan sebuah sayembara bahwa barang siapa yang mampu membunuh Arya Penangsang akan memperoleh hadiah berupa Wilayah Pati dan Mataram, karena dalam sayembara tidak ada yang sanggup karena miris bila berhadapan dengan Adipati Jipang Panolan yang terkenal sakti dan brangasan akhirnya Ki Ageng Pemanahan dan Ki Penjawi sendiri ikut mendaftar sayembara atas anjuran penasehatnya yaitu Ki Juru Mertani.
Ki Ageng Pemanahan mengumpulkan prajurit dari Selo tempat kelahirannya dan Ki Penjawi mengumpulkan para pemuda dari Pati, setelah termobilisasi cukup banyak maka diaturlah siasat untuk menyerang Adipati Jipang………, oleh Ki Juru Mertani sebagai penasehatnya menganjurkan supaya mengajak Danang Sutowijoyo yang usianya baru belasan tahun yaitu anak sulung Ki Ageng Pemanahan yang diambil sebagai anak angkat oleh Adipati Pajang (Hadi Wijaya), akhirnya Adipati Pajang mengabulkan bahkan memberikan dukungan pasukan Pajang untuk mengawal Danang Sutowijoyo sebagai pelindung karena merupakan pengalaman perang untuk pertama kalinya.
Ketika Pasukan Pajang datang ke Jipang Panolan, Arya Penangsang saat itu sedang berpesta merayakan keberhasilannya berpuasa 40 hari atas anjuran Sunan Kudus, akan tetapi surat tantangan atas nama Hadi Wijaya membuatnya tidak bisa menahan emosi meskipun sudah disabarkan oleh saudaranya Arya Mataram, namun Arya Penangsang tetap berangkat ke medan perang memenuhi tantangan dari prajurit Pajang, akhirnya pertempuranpun pecah di sekitar sungai Bengawan Sore…………., Danang Sutowijoyo berhasil menusukkan Tombak Kyai Pleret tepat di lambung Arya Penangsang yang mengakibatkan perutnya robek dan ususnya terburai keluar, namun karena Arya Penangsang adalah pejuang yang kuat dan memiliki aji kesaktian, maka dengan sigap dan tetap tegak diatas kudanya disangkutkannya buraian usus itu pada hulu Keris Setan Kober yang terselip dipinggangnya, dan terus bertempur………., saat berikutnya Danang Sutowijoyo dapat dikejar dan terdesak sehingga tidak mampu melawan lagi, Arya Penangsang segera menindihnya untuk segera menuntaskan perang tanding tersebut dengan menghunus Keris Kyai Brongot Setan Kober, tetapi malang baginya karena bilah keris itu malahan memotong ususnya sendiri dan Adipati Jipang Panolan (Arya Penangsang) tewas seketika……….!!!!.
Ketika Pasukan Pajang datang ke Jipang Panolan, Arya Penangsang saat itu sedang berpesta merayakan keberhasilannya berpuasa 40 hari atas anjuran Sunan Kudus, akan tetapi surat tantangan atas nama Hadi Wijaya membuatnya tidak bisa menahan emosi meskipun sudah disabarkan oleh saudaranya Arya Mataram, namun Arya Penangsang tetap berangkat ke medan perang memenuhi tantangan dari prajurit Pajang, akhirnya pertempuranpun pecah di sekitar sungai Bengawan Sore…………., Danang Sutowijoyo berhasil menusukkan Tombak Kyai Pleret tepat di lambung Arya Penangsang yang mengakibatkan perutnya robek dan ususnya terburai keluar, namun karena Arya Penangsang adalah pejuang yang kuat dan memiliki aji kesaktian, maka dengan sigap dan tetap tegak diatas kudanya disangkutkannya buraian usus itu pada hulu Keris Setan Kober yang terselip dipinggangnya, dan terus bertempur………., saat berikutnya Danang Sutowijoyo dapat dikejar dan terdesak sehingga tidak mampu melawan lagi, Arya Penangsang segera menindihnya untuk segera menuntaskan perang tanding tersebut dengan menghunus Keris Kyai Brongot Setan Kober, tetapi malang baginya karena bilah keris itu malahan memotong ususnya sendiri dan Adipati Jipang Panolan (Arya Penangsang) tewas seketika……….!!!!.
Ki Juru Mertani yang merupakan penasehat dan aktor dibalik kesuksesan perang tanding tersebut sangat terkesan menyaksikan betapa gagahnya Arya Penangsang dengan usus terburai yang disangkutkan pada hulu kerisnya, meskipun akhirnya harus tewas mengenaskan………, lalu ia memerintahkan pada anak cucunya yang laki-laki agar kelak kalau menikah meniru Arya Penangsang, namun menggantikan buraian usus dengan rangkaian bunga melati agar pengantin pria tampak lebih gagah, dan tradisi itu masih tetap berlangsung bagi masyarakat Jawa hingga saat ini…………., Berawal dari kisah kematian Adipati Jipang Panolan (Arya Penangsang) sejak saat itu lahirlah tradisi baru dalam seni pakaian Jawa, khususnya busana pengantin pria yang pada hulu kerisnya diberi untaian bunga melati atau mawar, selain biar tampak lebih gagah juga sebagai lambang yang mengingatkan supaya pengantin pria tersebut dalam berumah tangga mempunyai kesabaran, kasih sayang, kerendahan hati serta kebajikan….., dan jangan sampai mempunyai watak temperamental, egois, kasar, ceroboh seperti Arya Penangsang yang ingin menang sendiri…………..!!!.
Dari kisah cerita sejarah ini pula muncul Semboyan Jawa Modern : ”SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI”, yang bila diterjemahkan secara bebas artinya : Kekuatan dan Kejayaan sebesar apapun di dunia ini bila digunakan untuk kesesatan akan terkalahkan oleh kebijaksanaan dengan penuh ma’af……………, berkaca ketika terjadi pemberontakan besar di Tanah Jawa yang dipimpin Adipati Jipang Panolan (Arya Penangsang) yang terkenal sakti mandraguna karena menjadi murid kesayangan Kanjeng Sunan Kudus, ternyata dapat dikalahkan oleh Danang Sutowijoyo (Panembahan Senopati Ing Alogo), Semboyan ini dijadikan landasan keyakinan bahwa tidak ada keperkasaan dari Tuhan YME yang bersifat abadi bila diselewengkan, karena akan lebur/musnah ketika bertemu ksatriya lain yang ditugaskan Tuhan YME untuk melenyapkannya………………….!!!!!!!.
Informasi : kertabaya.blogspot.com
HP/wa. 085234884230
Informasi : kertabaya.blogspot.com
HP/wa. 085234884230
Komentar
Posting Komentar