Dalam Kitab Pararaton diceriterakan Keris Mpu Gandring erat kaitannya dengan sejarah berdirinya Kerajaan Singhasari yang konon memakan korban sampai 7 (Tujuh) turunan.
Lalu siapakah sosok Mpu Gandring itu…...., apakah karyanya yang sangat melegenda di masyarakat itu benar-benar seseram dengan mitos yang berkembang selama ini....…....???.
Dari Sumber Cerita Tutur : Mpu Gandring disebut berasal dari Desa Lulumbang -/+30 km sebelah utara Gunung Lejar-Jawa Timur, nama kecilnya adalah Karyono, ia adalah satu-satunya pemuda di desa itu yang profesinya ngegandring (membuat senjata dari logam tempa), maka oleh masyarakat desa itu ia mendapat julukan “Ken Gandring” yang artinya kurang lebih adalah pemuda yang punya keahlian membuat senjata dari logam tempa…., karya-karya yang dihasilkan oleh Ken Gandring umumnya sangat bagus , istimewa dan tersohor sangat ampuh untuk ukuran masyarakat saat itu, sehingga ia jadi langganan dari para pembesar Kerajaan Daha dan Tumapel saat itu, dan pada akhirnya ia mendapat gelar secara illegal sebagai seorang Mpu dengan sebutan “Mpu Gandring”.............!!!.
Di penghujung Pemerintahan Kerajaan Daha/Kediri atau pada Pemerintahan Akuwu Tunggul Ametung di Tumapel, ada seorang pemuda dari Dusun Pangkur dengan julukan Ken Arok memesan keris pusaka sakti, yang tujuannya keris itu akan dijadikan sebagai piandel untuk mewujutkan ambisinya mendapatkan Dyah Sylavani alias Ken Dedes yang sangat cantik dan mempesona, yang menurut kepercayaan orang Jawa waktu itu disebut “Wanita Nareswari”…....., konon Ken Arok secara kebetulan pernah mengintip singkapan pahanya yang memancarkan sinar berkilauan, wanita dengan ciri-ciri seperti itu menurut katuranggan dianggap sebagai wanita utama, karena siapapun yang bisa memperistri akan naik derajatnya menjadi Raja Besar....….., dan dari anak keturunan wanita nareswari itulah nantinya yang akan menurunkan Raja-Raja Besar di Tanah Jawa....., dalam kata lain Ken Dedes sudah ditetapkan oleh Para Dewa untuk nantinya menjadi nenek moyang Raja-Raja Jawa Modern yang menguasai seluruh Tanah Jawa...........!!!.
Pada waktu keris pusaka belum jadi sempurna Ken Arok datang mau mengambil pesanannya, Mpu Gandring saat itu sedang sibuk menggurinda keris pesanan itu, karena sudah tidak sabar maka dimintanya keris yang sedang dikerjakan itu……...., akhirnya keris itu direbut lalu ditusukkan kedada Mpu Gandring dan kemudian diperangkan pada lumpang pembebekan gurinda, lumpang itu patah jadi dua......, diperangkan lagi pada landasan, landasan itupun pecah jadi dua……, Mpu Gandring yang sedang lelaku itu mengumpat : “Hei Arok yang membunuh saya, kamu beserta anak cucumu tujuh turunan akan mati karena keris itu pula……….!!!”,
Ken Arok terpana melihat keampuhan keris pusaka itu walaupun belum sempurna, dan terpana pula menyaksikan umpatan Mpu Gandring yang sedang sekarat menyambut detik-detik kematiannya…....…!!!.
Ken Arok terpana melihat keampuhan keris pusaka itu walaupun belum sempurna, dan terpana pula menyaksikan umpatan Mpu Gandring yang sedang sekarat menyambut detik-detik kematiannya…....…!!!.
Akhirnya dengan keris pusaka itu Ken Arok berhasil mewujutkan obsesinya memperistri Ken Dedes dengan cara membinasakan Akuwu Tunggul Ametung, selanjutnya menjadi Raja Besar dengan mendirikan Kerajaan Singhasari……...., dan fakta yang terbukti pada awal berdirinya Kerajaan Singhasari keris pusaka karya Mpu Gandring itu memakan korban :
01-Mpu gandring
02-Tunggul Ametung (Akuwu Tumapel)
03-Kebo Hijo
04-Ken Arok/Sang Amurwabhumi (Pendiri Kerajaan Singhasari)
05-Pengalasan (Orang kepercayaan Anusapati)
06-Anusapati
07-Tohjoyo
Dari fakta diatas Keris Mpu Gandring telah memakan korban 7 (tujuh) orang di masa Kerajaan Singhasari, jadi bukan Ken Arok beserta anak cucunya 7 (tujuh) turunan.........!??.
Informasi HP/WA : 085234884230
Komentar
Posting Komentar